“Aku memang sakit hati,tapi
hatiku tidak hilang. Bila hatiku terus tidak terpakai, itu yang membuatnya bisa
rusak”
Aku memang masih hidup dalam masa
lalu,aku nyaman tinggal disini. Aku takut keluar,takut melihat orang banyak. Aku
nyaman dengan hidupku yang masih ada dalam bayang-bayang semu masa lalu.
Membayangkan kamu jauh lebih baik daripada aku harus
bertatap langgsung denganmu,entah berapa cerita lagi yang harus ku tulis
tentang kamu. Kamu yang masih terlalu abu-abu buat ku membuatku selalu tertantang
untuk membayangkan mu,selalu penasaran untuk mengetahui jauh lebih banyak
tentang kamu. Entah mengapa aku lebih suka hal yang tak pasti,seperti kamu.
Teman-teman ku bilang,sudah saatnya aku membuka hati. Move on!
Tapi itu bukan hal yang mudah. Dia begitu sempurna di mataku. “Aku
memang sakit hati,tapi hatiku tidak hilang. Bila hatiku terus tidak terpakai,
itu yang membuatnya bisa rusak”
Sekarang aku telah kembali ke realita,tapi tak lama aku
ingin kembali ke masa lalu. Aku pun melakukannya tapi aku tersesat,aku tak tau
jalan pulang. Kadang aku berpikir untuk tidak mengenalmu. Tapi itu suatu
ketidak mungkinan untukku. Lalu aku mencoba menulis cerita tentang kita,tapi
aku tejebak di antara dinding anganku.
Karna buat ku,menunggumu seperti menunggu hujan di gurun
pasir. Kamu terlalu abu-abu untukku. Angan ku terlalu jauh,aku terlalu haus
untuk berlari mengejarmu. Aku terlalu bosan untuk menunggumu. Aku letih,Sejujurnya
letih melihatmu,melihatmu yang terus menyakiti walau tanpa kau sadari.
Melihatmu tertawa,benafas dan merasakan kau melupakanku itu
menyakitkan. Aku memang bodoh,mencintai seseorang yang pernah
menghargainya atau menganggap aku ada.
Dan mungkin bila ini semua adalah film aku tak tau bagaimana akhir ceritanya.
With Tears in my eyes.
Lucya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar