Pertama kali melihatmu sore itu, aku tak pernah menyangka bahwa kita bisa sampai sejauh ini. Perkenalan yang awalnya ku anggap sebagai perkenalan biasa ternyata membawa kita sampai di titik ini. Aku percaya bahwa dunia bisa saja mempertemukan dua orang yang tak tahu apa apa bisa punya perasaan rindu.Aku tak pernah tahu apakah hatimu sama denganku.
Sejak saat perkenalan yang hanya bisa lewat handphone itu,kita menjadi sering sekedar basa basi menanyakan kabar atau jurus sejuta umat seperti 'lagi apa?' yang selalu memenuhi kotak masuk dihp-ku. Dan sungguh ku sesali itu,kenapa pada saat itu ku gubris candaan mu? ,kubiarkan kamu masuk celah celah di hatiku?
Saat itu aku tidak tahu apakah itu rasa nyaman atau hanya ketertarikan sesaat saja?. Setiap malam,selalu ada saja pembicaraan aneh yang kita bahas.setiap jengkal detik kita tertawa tanpa suara,aku sangat menghargai waktu waktu itu. Sejak kau sudah masuk daftar orang yang kubahas bersama teman temanku,kau sudah disana ; dihatiku.
Aku ingat percakapan kita kala itu,kata kata didalamnya tak pernah ku lupa. Rasanya ingin meminta pada Tuhan untuk menyimpannya dengan rapi dan suatu saat ingin ku ulangi. Aku ingin seperti masa masa manis itu terulang lagi,tidak menjauh seperti sekarang ini.
Kuterima diammu dengan ikhlas,ku hargai bisumu tanpa banyak suara. Aku ingin tahu,masikah ada aku didalam hatimu? Maret tahun lalu aku masih ingat,kita pernah begitu hangat.kita seperti menjaga semua ini. Tapi,apakah benar "kita"? bukan, aku yang menjaga "kita" sendirian?
Tapi,sekarang bukan lagi dulu,kita telah menjauh setelah banyak yang kita lewati. aku tahu ini semua salahku. Salahku yang membiarkan badai itu menghancurkan hubungan ini. Aku membiarkanmu pergi,seolah acuhkan kabarmu. Jujur,aku mengetahui kabarmu hanya dari Twittermu. Aku tersiksa apalagi setelah mengetahui kita telah berbeda dan ditambahlagi sosokmu yang tak lagi bisa ku sentuh. Aku hampir meledak menahan rindu dan tak mengerti dari jalan pikiranku.
Kularikan rasa sakitku kedalam tulisan,disana aku bisa menangis dalam pilu tanpa membuat tuli telingamu. Aku rindu kamu,tapi aku tidak bisa berbuat apa apa selain menunggu kamu bicara lebih dulu. Aku tahu ini bodoh,entah mengapa aku lebih senang membisu.
Kalau boleh aku bertanya,seberapa butakah matamu hingga kamu tidak melihat betapa sakitnya aku meninggalkan "kita"? seberapa matinya hatimu hingga kamu tak tahu aku sendirian merindukan?. Tapi aku simpan semua pertanyaanku dalam dalam,karena buatku kamu tak akan pernah mengerti.
Apakah kau tau rasanya bertemu dengan orang yang kau cintai tapi bertingkah seolah tak ada rasa, seakan semuanya tidak pernah terjadi? Kualami sakit itu setiap hari,setiap aku lihat kau menyapa kekasihmu saat ini,di pagi hari.
Untuk yang mengira,
saya tak punya cinta,
saya tak pernah punya rindu
Padahal diam-diam,dia sudah menjadi segalanya dalam kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar