Di ujung malam seperti ini,aku biasanya sudah ada di tempat
tidur dan menarik selimutku. Tapi entah mengapa aku sulit menemukan kantuk. Entah
mengapa sulitnya mencari kantuk sama sulitnya memahami pikiranmu.
Ini salahku yang memperhatikan akun twittermu yang berkicau
bersama orang yang tak kukenal. Seseorang yang tampak mesra. Aku menebak nebak
dan karena teka teki itulah yang membuatku sakit parah. Seharusnya tidak ku ikuti rasa
keingintahuanku. Tak perlu ku mencaritahu kabarmu dari sudut dunia maya itu. Aku
terluka tanpa kutahu apakah itu nyata atau drama belaka?
Aku tak temukan tangis dalam hari harimu,nampaknya setelah
perpisahan kita kamu nampak baik baik saja. Tak ada luka,tak ada duka. Aku tak tahu pria
macam apa yang dulu pernah kucintai dengan sangat hati-hati.
Hampir setiap malam,atau bahkan..setiap saat aku
merindukanmu. Mengingat dulu kita pernah baik baik saja. Aku pernah kau
bahagiakan,pernah kau buat senyum,dan pernah kau buat terluka. Pada pertemuan
puluhan minggu yang lalu,kamu menggenggam jemariku dan melihat mataku dalam
seperti memberitahu kamu tak ingin melepaskanku. Kamu selalu tahu cara untuk
memperlakukanku dengan special,itulah yang membuatku mengharapkanmu terlalu
tinggi.
Jujur,memang aku tak lagi mencintaimu. Tapi sisa-sisa rasa
sakit itu masih ada. Aku belum bisa menerimamu menjauh dengan tiba tiba seperti
itu. Mengapa aku tak bisa menerima semua secepat kamu menerima perpisahan kita.
Ingat saat dulu,aku memberitahukan bahwa sudah saatnya
shalat maghrib, kamu mengangguk tanda mengerti maksudku. Rasanya aneh mungkin
menyuruh seseorang, sesuatu yang aku sendiripun tak tahu bagaimana. Namun aku
sadar,aku patut mengingatkan.
Kita memang berbeda,Aku selalu sibuk dengan minggu pagiku di
gereja dan kamu dengan shalat 5 waktumu yang selalu kamu usahakan tidak
terlewat.
Malamnya kebersamaan
yang kuharapkan bertahan lama itu,berakhir dalam beberapa menit. Tiba tiba kau
bilang aku berbeda,tiba tiba kau bilang bahwa kita tak bisa bertahan lama. Selama
ini kamu kemana? Kenapa baru sekarang kamu ucapkan kita tidak bisa bertahan
lama? Selama kamu ucapkan cinta dan rindu,kenapa baru sekarang kamu memahami bahwa
kita berbeda?
Jika aku tak mengalungkan salib di leherku, jika aku tak
berbeda seperti apa yang kamu bilang, apakah kamu akan menyayangiku seperti aku menyayangimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar