Tidak semua yang aku tulis adalah aku :-)


Pengikut

Sabtu, 10 Januari 2015

Berbicara soal...Rindu?

"Pain is demand to be felt" - The Fault In our Star.


Tau rasanya rindu? Tau bagaimana rasanya disiksa olehnya?
Tau rasanya penasaran? Tau bagaimana rasanya disiksa olehnya?
Menurutmu,mana yang paling sakit? disiksa oleh rindu atau rasa penasaran?
Aku tidak tau pilihanmu,tapi aku memilih rasa penasaran. Aku lebih enggan disiksa oleh rasa penasaran.

Aku tak yakin kamu bertanya alasannya,tapi aku tetap akan menjelaskan.
Saat disiksa rindu pernyataan yang ada hanyalah satu, "Aku merindukannya". Pertanyaan yang muncul lainnya adalah anak-anak dari pernyataan itu. Karena bila kamu merindukannya,kamu tidak peduli dia merasakan yang sama atau tidak.

Tapi bila kamu mempunyai banyak pertanyaan lain dibenakmu,itu bukan perasaan rindu melainkan penasaran. Jadi saat kamu dihampiri rindu lalu banyak pertanyaan yang muncul seperti "Dia sedang merindukan siapa ya?" "Apakah dia juga merindukanku?" dan sebagainya,saat itulah penasaran mengambil alih semuanya. Menyiksa? Ya. Karena saat kamu telah disiksa oleh sang penasaran, otakmu akan bekerja memainkan episode-episode yang belum pernah terjadi, lalu hatimu akan terkena efeknya. Otakmu seakan tak peduli bagaimana reaksi hati kecilmu,dia terus saja mengumpulkan segala sesuatu negatif yang mungkin atau benar-benar tidak akan terjadi.

Lalu tanpa sadar matamu seakan berkoordinasi bersama hatimu dengan menjatuhkan bulir-bulir bening bak hujan. Yaa,itu air mata. Memang, selalu ada korelasi antara hujan dan air mata.

Ruangan yang terasa sunyi ini bertolak belakang dengan otakmu. Otakmu seaakan tak tau siang dan malam. Ingin rasanya mengamuk,tapi pada siapa? Otakmu? Apakah kamu cukup gila bertarung dengan pemberian Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma? Ck.
Malam ini kusebut perang. Perang antara semua organ tubuhku. Perang yang tak bisa kusudahi kecuali aku cukup kuat untuk memejamkan mata dan tidur layaknya pengecut yang lari dari pertempuran.

Tapi aku tak sekuat itu. Rasa itu semakin kuat bila aku memejamkan mata,rasa itu semakin kuat bila aku menyangkalnya. Rasa itu akan diam bila aku menurut. Menurut untuk merasakannya sakitnya.

Sekarang kondisimu mengenaskan. Otakmu sudah berhenti menampilkan semua episode-episode film sedih itu tapi matamu masih saja tak berhenti mengeluarkan air,pipimu sudah seperti selang yang ditinggalkan menyala ditengah rerumputan,hatimu.... hati? Hancur.

Jadi? Ya,rasa sakit itu memang menuntut untuk dirasakan. Berhentilah menganggap kamu kuat,ini bukan bagaimana kamu melawannya tapi bagaimana kamu merasakannya.








"Kamu" yang aku bicarakan disini sesungguhnya adalah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar